Cold Storage Portable Bantuan KKP Naikan Omzet Poklahsar

  • Bagikan

WartaTani.co – Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memastikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan terus melanjutkan program penguatan UMKM sektor kelautan dan perikanan.

Program tersebut di antaranya, 300 chest freezer, 228 peralatan pengolahan kepada UPI berskala mikro kecil di tahun ini serta cold storage atau gudang beku untuk kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil perikanan.

“Kita akan terus lanjutkan program-program penguatan UMKM, karena merekalah pendorong ekonomi kerakyatan,” kata Artati, di Jakarta, Minggu (6/6/2021).

Artati pun mengaku bangga bahwa bantuan dari pemerintah bisa bermanfaat terhadap masyarakat nelayan seperti bantuan cold storage atau gudang beku berkapasitas 30 ton dan air blast freezer (ABF) berkapasitas 1 ton/hari untuk Poklahsar Sejahtera di Kabupaten Sampang, Madura.

Dia pun mendorong Poklahsar untuk memproduksi ikan olahan guna menambah daya saing produk perikanannya.

Tak lupa Artati berpesan agar setiap pemanfaatan bantuan memperhatikan prinsip 3B yakni Baik, Benar dan Berkah.

“Tentu ini sangat membanggakan, karena selain dari garam, Madura juga memiliki potensi perikanan yang luar biasa,” sambungnya.

Artati juga menjelaskan bahwa bantuan pemerintah berupa cold storage portable ini sekaligus untuk mendukung aktivitas Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).

Sementara Ketua Poklahsar Sejahtera, Kusnadi menyebut bantuan KKP mampu menjawab persoalan kesegaran, mutu ikan, dan efisiensi biaya operasional yang sering dihadapi anggotanya.

“Kita juga punya persediaan untuk buffer stock sehingga kapasitas jual-beli ikan bisa diatur menyesuaikan kondisi permintaan dan harga pasar serta tidak tergantung pada musim,” kata Kusnadi.

Memiliki 3 unit kegiatan, kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) Sejahtera berhasil menggerakkan perekonomian warga Banyuasri Gg. V, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.

Ketiga kegiatan UMKM yang bergerak dalam bidang pemasaran ikan segar dan beku tersebut yakni, pengepul ikan dari nelayan di sekitar Kecamatan Sampang dan Pulau Mandangin, jual-beli ikan dari Sampang ke luar kota dan jual-beli ikan beku dari luar daerah.

“Pemasaran ke luar kota kami sampai Bali, Muncar, Pasuruan, Brondong, Tulungagung, Cilacap dan Tuban,” urainya.

Adapun jenis ikan yang dipasarkan yakni tembang, kembung dan layang. Kusnadi menambahkan, perhari, transaksi yang dilakukan kelompok ini sekitar 5-10 ton/hari dan bahkan bisa mencapai 20 ton/hari saat puncak musim ikan.

“Untuk jual-beli ikan beku dari luar daerah seperti Pasuruan, Muncar rata-rata 5 ton per hari,” sambungnya.

Kusnadi ingat betul, saat belum tersentuh bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mereka selalu dihadapkan dengan masalah kesegaran ikan yang cepat mengalami penurunan selama masa pengiriman sehingga berakibat pada turunnya harga.

Tak hanya itu, ketika cuaca buruk, aktivitas bisnis ikan segar terhenti karena tidak ada hasil tangkapan dari nelayan serta biaya operasional transportasi mendominasi pengeluaran dari total biaya produksi.

“Per hari, selalu ada permintaan dari 50 pemindang dan 30 pengasap ikan di Sampang yang langsung diambil di tempat poklahsar,” kenangnya.

“Dan yang pasti omzet kami meningkat menjadi 100 juta/bulan dari 60 juta/bulan sebelum adanya Cold Storage,” tutup Kusnadi.

Sebelumnya, Menteri Sakti Wahyu Trenggono berharap agar KKP dapat menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan, serta membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan ke depan.

Sekaligus meminta semua pihak memegang prinsip-prinsip keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya perikanan supaya ekosistem tetap lestari.

  • Bagikan