KKP-IPB Gelar Seminar Internasional Bahas Teknologi Perikanan

  • Bagikan

WartaTani.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, bekerja sama dengan Forum Kemitraan Konsorsium Perikanan Tangkap (FK2PT) dan Asian Fisheries Society (AFS), menyelenggarakan “The 2nd Capture Fisheries International Seminar”. Seminar Internasional yang didanai oleh hibah Global Environmental Facility (GEF) – 6 Coastal Fisheries Initiative – Indonesia Child Project (CFI-ICP) di Kawasan Timur Indonesia ini mengangkat tema “Smart Technology for Quota-Based Sustainable Fisheries” yang diselenggarakan pada hari Kamis, 12 Oktober 2023.

Kegiatan ini bertujuan untuk 1) Mensinergikan akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat dalam memperkuat sektor perikanan dan kelautan dengan menerapkan teknologi dan menjaga kelestarian lingkungan; 2) Menjalin komunikasi ilmiah antara akademisi, pemerintah, pelaku bisnis/praktisi perikanan, dan masyarakat, baik dalam maupun luar negeri; 3) Menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian di bidang perikanan tangkap pada khususnya, dan perikanan pada umumnya, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi atau referensi bagi para pemangku kepentingan; 4) Meningkatkan jumlah publikasi hasil-hasil penelitian di jurnal internasional bereputasi.

Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang ditetapkan oleh PBB untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi, sebagai upaya untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim. Ekosistem laut merupakan salah satu tujuan SDGs dalam Agenda 2030, untuk melindungi dan memanfaatkan samudera, laut, dan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pendekatan EAFM (Ecological Approach to Fisheries Management) merupakan sebuah keharusan untuk dapat menjalankan tata kelola perikanan Indonesia yang berkelanjutan.

Penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya perikanan sangat penting untuk memastikan kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Perkembangan teknologi dunia telah berubah dan berdampak signifikan pada berbagai industri, termasuk perikanan tangkap. Revolusi Industri 4.0 merupakan periode disruptif dimana hampir semua aspek kegiatan manusia mengalami perubahan mendasar akibat kemajuan teknologi. Robotika, Internet of Things (IoT), Kecerdasan Buatan (AI), blockchain, dan teknologi lainnya berkembang selama revolusi industri keempat. Teknologi-teknologi tersebut perlu diterapkan pada industri perikanan tangkap dari hulu ke hilir untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, akurasi, transparansi, dan jaminan kualitas dalam mengembangkan industri perikanan tangkap. Pergeseran paradigma ke depan adalah era society 5.0, di mana teknologi tetap menjadi fokus utama namun tetap mengandalkan manusia sebagai pelaku utama.

Ketua Seminar Internasional Prof. Budy Wiryawan melaporkan bahwa kegiatan seminar internasional yang dihadiri oleh para peneliti dari berbagai instansi dalam dan luar negeri menjadi tonggak penting dalam perkembangan pengetahuan, kolaborasi, dan perluasan wawasan terkait dunia perikanan. Kehadiran tokoh penting seperti Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumberdaya Manusia yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan, Rektor IPB, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta sejumlah tokoh penting di bidang perikanan turut memberikan kontribusi positif dan signifikan dalam sesi diskusi perikanan tangkap. Selain itu, kehadiran para pembicara kunci dari berbagai belahan dunia seperti Prof. Steve Eayrs (Direktur Smart Fishing Consulting Australia), Dr. Mudjeekewis D. Santos (Ilmuwan Senior dari Philippine Fisheries Research Institute), Ir Alexander Ludi, MBA (CMO Frogs), serta Prof. Ari Purbayanto, Dosen Senior di Departemen PSP dan Direktur Eksekutif Akreditasi Nasional Pendidikan BAN PT., mampu memberikan pandangan baru dan mendalam terkait teknologi cerdas dalam konsep perikanan terukur yang berkelanjutan. Berfokus pada inovasi dan praktik baik perikanan terukur, Panitia selaku penyelenggara berkomitmen untuk mendukung serta mendorong para peneliti bidang perikanan dalam melakukan publikasi serta riset terkait perikanan, sebagai dasar untuk membuka jalan menuju masa depan perikanan yang lebih baik dan berkelanjutan. Apresiasi juga ditujukan terhadap dukungan para sponsor yang berkontribusi dalam penyelenggaraan seminar seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, GEF Global Environment Facility, Forum Kemitraan dan Komunikasi Perikanan Tangkap yang diwakili oleh Dr. Agus Suherman sebagai Ketua, Asian Fisheries Society yang diwakili oleh Presiden AFS, Prof. Emeritus Neil Loneragan, Worldwide Fund for Nature (WWF), dan Konsorsium Tuna yang diwakili oleh Ny. Thilma Komaling dari Resonance Global.

Dr. I Nyoman Radiarta, Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manuasi Kelautan dan Perikanan mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia dalam kata sambutannya menyampaikan pentingnya seminar internasional ini bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Saat ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem tata kelola perikanan melalui kebijakan perikanan berbasis kuota untuk perikanan yang berkelanjutan. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya melakukan penangkapan ikan secara terkendali dan proporsional, dilakukan pada zona penangkapan ikan yang terukur, berdasarkan kuota penangkapan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional. Kegiatan seminar internasional ini, dapat menjadi media untuk sosialisasi dan memperkenalkan kebijakan pemerintah untuk pembangunan perikanan berkelanjutan,

Rektor IPB Prof. Arif Satria dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (PSP FPIK IPB) sesuai dengan mandat yang diberikan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi alat tangkap, teknologi eksploitasi sumberdaya perikanan, kapal dan transportasi perikanan, kebijakan perikanan tangkap, manajemen perikanan tangkap, dan manajemen pelabuhan perikanan,  diharapkan dapat berperan penting dan berkontribusi dalam pembangunan perikanan dan kelautan nasional maupun global. Penyelenggaraan seminar internasional ini dapat menjadi ajang menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian di bidang perikanan tangkap, yang dapat menjadi bahan referensi bagi para pemangku kepentingan. Kegiatan ini juga didiharapkan dapat meningkatkan jumlah publikasi penelitian pada jurnal internasional bereputasi.

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB Prof. Fredinan Yulianda dalam sambutan pembukaan acara menyatakan turut bangga dengan Departemen PSP FPIK IPB, yang secara teratur menyelenggarakan seminar perikanan tangkap internasional dan nasional, bekerja sama dengan FK2PT yang merupakan himpunan profesi perikanan tangkap. Perguruan tinggi penting untuk ikut berkontribusi dari aspek saintifik, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pembangunan perikanan secara berkelanjutan. Kegiatan seminar ini selain sebagai wahana untuk mendiseminasikan hasil penelitian diharapkan juga dapat meningkatkan kerja sama untuk saling mendukung pelaksanaan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka.  Pertukaran mahasiswa antar program studi di universitas yang berbeda dapat diperluas. Pihak pemerintah, dunia usaha, dan kelompok non-pemerintah diharapkan dapat memberikan lebih banyak kesempatan magang bagi mahasiswa. Dan tentu saja hal ini akan membuka peluang kerja yang lebih tinggi bagi lulusan perguruan tinggi.

President of Asian Fisheries Society Neil Loneragan, BSC Hons, PhD, menyampaikan bahwa Asian Fisheries Society adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada ahun 1984 dan memiliki visi “Masyarakat peneliti dan pemangku kepentingan lainnya di Asia Pasifik yang dinamis dan dihargai oleh para anggotanya karena kemampuannya untuk memberikan kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengembangkan kapasitas dalam ilmu perikanan dan akuakultur’. “The 2nd Capture Fisheries International Seminar”,  menjadi salah satu bagian penting dari AFS. Kegiatan ini menyatukan para peneliti dari seluruh Indonesia dan dunia untuk berbagi pengetahuan dengan menggunakan pendekatan baru, mengidentifikasi solusi, dan membangun jaringan untuk meningkatkan penelitian dan pengelolaan perikanan berkelanjutan. Hal ini sangat penting untuk mendorong transfer pengetahuan dan pertukaran informasi tentang inisiatif baru dalam perikanan tangkap.

Dr. Agus Suherman PLt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam keynote speechnya memaparkan meteri terkait dengan Transformasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan melalui Penerapan Kebijakan Penangkapan Ikan Berbasis Kuota. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Berbasis Kuota, beserta peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Menteri No. 28 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Berbasis Kuota merupakan wujud tanggungjawab pemerintah untuk dapat melakukan tata kelola perikanan secara berkelanjutan, sebagai upaya untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya ikan. Inovasi teknologi sangat penting untuk dapat mempercepat laju pembangunan perikanan dan kelautan. Pemerintah telah mengembangkan berbagai sistem elektronik terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kualitas basis data perikanan diantaranya yaitu Pengembangan Sistem Penangkapan Ikan Berbasis Kuota (E-PIT); Pengembangan Basis Data Kapal Penangkap Ikan; Memperkuat Dashboard Sistem Perizinan; serta Rencana Pengembangan Teknologi Pengukuran untuk memudahkan perhitungan potensi volume pendaratan, yang akan bermanfaat pada proses pendataan, mempercepat proses pendaratan, serta diproyeksikan dapat mendukung pelaksanaan PNBP pasca produksi.

Dr. Fedi Sondita bertindak sebagai moderator Diskusi Panel merupakan salah satu dosen senior di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Prof. Ari Purbayanto Dosen Departemen PSP FPIK IPB memaparkan materi tentang Perkembangan Teknologi Cerdas yang Diimplementasikan dalam Perikanan Indonesia. Smart Fishing Technology (Teknologi Penangkapan Ikan Cerdas) memberikan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam perikanan di masa depan. Smart fishing technology dapat membantu dalam memantau kegiatan perikanan, perhitungan stok sumberdaya ikan yang tersedia serta memantau kondisi lingkungan perairan. Dengan memanfaatkan sensor IoT, drone, dan kecerdasan buatan, teknologi ini memungkinkan pemantauan dan analisis data yang lebih akurat, membantu memperbaiki keberlanjutan, efisiensi, dan keamanan praktik nelayan. Salah satu bentuk implementasi teknologi cerdas ialah Vessel’s monitoring IT dan Smart Hauler guna memudahkan dalam pengumpulan kepiting pada perikanan skala kecil. Smart fishing, memudahkan nelayan dalam segala hal, memberikan keamanan dalam pengoperasian, meningkatkan hasil tangkapan, dan menjaga kestabilan sumber daya alam. Namun, penting untuk dicatat bahwa penerapan fishing technology harus seimbang dengan pertimbangan biaya, dan kebutuhan untuk memastikan akses yang adil bagi semua stakeholder dalam industri perikanan, termasuk nelayan skala kecil dan tradisional. Teknologi cerdas berkemungkinan untuk mendeteksi para nelaya uintuk mengurangi ilegal fishing menambah efisiensi hasil tangkapan dalam beroperasi dan sumber daya ikan lebih terjamin.

Prof. Stephen Eayrs (Direktur Smart Fishing Consulting, Australia) memaparkan terkait penerapan teknologi cerdas berkelanjutan yang diimplementasikan dalam perikanan di Australia.  Smart Fishing Consulting merupakan lembaga independen yang mengintegrasikan berbagai informasi yang diperoleh dari nelayan melalui teknologi canggih. Informasi ini kemudian dibagikan kepada stakeholder untuk digunakan sebagai panduan pengambilan keputusan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penggunaan kamera di kapal nelayan. Dengan teknologi ini, informasi seperti lokasi, kondisi di kapal, dan proses penanganan di kapal dapat diperoleh dengan akurasi yang lebih tinggi. Data ini kemudian diintegrasikan langsung ke dalam sistem, memastikan ketersediaan informasi yang tepat waktu dan akurat. Kecanggihan teknologi memberikan kesempatan kepada para nelayan untuk terlibat dalam inovasi dan penerapan teknologi ini, dapat menjadi kunci untuk menjaga kestabilan lingkungan dan mempertahankan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara lembaga independen dan nelayan, harapan untuk masa depan yang lebih terarah dalam pengelolaan sumber daya perikanan semakin terbuka lebar.

Mudjekeewis D. Santos, PhD (Scientist at National Fisheries Research and Development Institute, Philippines) menyajikan materi terkait dengan Penerapan Teknologi Pintar untuk Perikanan Berkelanjutan di Filipina.  Filipina merupakan negara perikanan dan pusat keanekaragaman hayati laut terbaik di dunia, dengan 80% wilayahnya berupa perairan laut, garis pantai terpanjang ke-5 di dunia, 10 besar negara penghasil ikan di dunia, dan 4 negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Teknologi telah dikembangkan di Filipina, diantaranya yaitu (1) Penanda genetik untuk pengelolaan perikanan yang dapat digunakan untuk mengoreksi data perikanan, mengatasi penangkapan larva, penipuan produk makanan dari laut, perdagangan satwa secara Ilegal, dan penemuan spesies baru; (2) Pengembangan basis data dan pemetaan, diantaranya yaitu  Pemantauan dan Pemetaan Tangkapan dan Upaya Pendaratan, Penilaian dan Pemetaan Kerentanan Perubahan Iklim, Penilaian dan Pemetaan Kesesuaian, dan ISDApp, aplikasi komunitas pertama yang membantu nelayan tanpa koneksi internet.

Ir Alexander Ludi, MBA (CMO Frogs) menyajikan materi dengan judul From Challenges to Triumph: Accelerating Innovation of Start-Ups In the Age of Industry 4.0″, pentingnya mempercepat inovasi bagi start-up di era Industri 4.0. Revolusi Industri Keempat, yang melibatkan integrasi teknologi digital, analisis data, otomatisasi, dan Internet of Things (IoT) dalam berbagai industri, menjadi tonggak utama perubahan ini. Tantangan terbesar bagi start-up adalah mencapai tingkat kesiapan teknologi (TRL), inovasi (IRL), dan manufaktur (MRL) yang tinggi. Tanpa ketiga elemen ini, proses inovasi akan terhambat. Salah satu poin penting adalah pentingnya penerapan AI dalam industri perikanan. Menurut para ahli, kepemimpinan dalam penggunaan AI pada tahun 2030 akan membawa dampak hingga abad ke-22. Hal ini menunjukkan bahwa AI bukan hanya sebuah teknologi, tetapi juga sebuah terobosan krusial untuk masa depan yang lebih baik. Kemajuan ini membawa konsekuensi positif, di mana jutaan pekerjaan dapat digantikan oleh otomatisasi, sementara jutaan pekerjaan baru dapat diciptakan dalam periode yang sama. AI juga mampu memberikan nilai tambah pada produk, meningkatkan daya saing, serta memberikan wawasan dan prediksi dari data. Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih efektif memahami perilaku konsumen dan merekomendasikan posisi produk dengan lebih cerdas. Dengan demikian, teknologi AI telah membuktikan bahwa tidak hanya tentang materi, tetapi juga tentang mengubah paradigma dan mempersiapkan masa depan yang lebih cemerlang.

Seminar ini juga menyajikan makalah dari para peneliti/akademisi dari dalam dan luar negeri terkait hasil penelitian/kajian berupa konsep ataupun teknologi terbaru untuk pengembangan perikanan tangkap. Seminar ini dihadiri oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan lembaga swadaya masyarakat, yaitu: Institut Pertanian Bogor, Universitas Tirtayasa, Universitas Pattimura, Universitas Khairun, Universitas Diponegoro, Universitas Pertahanan Indonesia, Universitas Sriwijaya, Universitas Bangka Belitung, Universitas Mataram, Universitas Pajajaran, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Ahli Bisnis Perikanan Jakarta, Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai, Politeknik Perikanan Jembrana, Politeknik Perikanan dan Kelautan Bitung, Badan Riset Inovasi Nasional, Word Life Conservation Indonesia, Masyarakat dan Perikanan Indonesia, Konsorsium Tuna Indonesia, Yayasan Rekam Nusantara. Enam puluh dua pembicara mempresentasikan makalah dengan sub-tema Teknologi Penangkapan Ikan, Sumber Daya Perikanan, Kebijakan Perikanan, dan Manajemen Perikanan.  Presentasi makalah disajikan secara paralel, 26 makalah dipresentasikan secara offline, dan 36 makalah secara online.

 

Penulis: Tri Wiji Nurani, Sari Rama Dianti

  • Bagikan