Hadiri Pertemuan Dewan Sistem CGIAR ke-17, Kepala Balitbangtan sampaikan pentingnya penguatan kerja sama dengan One CGIAR

  • Bagikan

WartaTani.co – Menjadi negara berkembang yang memiliki sistem pertanian kuat, Indonesia diundang dalam The 17th CGIAR System Council Meeting di Brisbane, Australia, yang dimulai Rabu (2/11). Mewakili Menteri Pertanian, Kepala Balitbangtan Prof. Fadjry Djufry, hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut. Pada pertemuan ini dibahas mengenai reformasi CGIAR menjadi One CGIAR, yang meliputi sejumlah aspek seperti kerangka kerja, konsolidasi di beberapa wilayah, serta peningkatan akses pendanaan CGIAR.

CGIAR merupakan kemitraan global yang menyatukan organisasi yang bergerak dalam penelitian untuk ketahanan pangan di masa depan. Dalam perjalanannya CGIAR mengalami reformasi tata kelola kelembagaan menjadi One-CGIAR. International Rice Research Institute (IRRI) adalah salah satu lembaga riset internasional yang menjadi bagian dari CGIAR dan Indonesia merupakan host country bagi IRRI.

Dalam kesempatan itu, Fadjry menyampaikan penghargaan kepada anggota CGIAR System Council dan mengemukaan beberapa poin posisi Indonesia terhadap CGIAR. “Suatu kebanggaan bahwa Indonesia dapat diundang pada pertemuan yang bergengsi ini, dan mewakili Bapak Menteri Pertanian, saya menyampaikan harapan Indonesia untuk dapat bekerja sama dengan One CGIAR. Saya yakin Indonesia sebagai salah satu negara berbasis pertanian terbesar di Asia dapat berbagi pelajaran berdasarkan pengalaman riset kita.” ungkapnya.

Sebagai mitra strategis, Fadjry juga menekankan pentingnya penguatan dan peningkatan kerja sama, khususnya antara Indonesia dengan IRRI yang sebelumnya telah menghasilkan capaian swasembada beras serta penguatan sistem pangan di Indonesia, terutama mengenai mekanisme kerja sama antarnegara, menyesuaikan dengan framework baru One CGIAR yang akan diusung.

Fadjry juga menyampaikan bahwa Indonesia akan mendukung transisi One CGIAR setelah reformasi. “Kita perlu mendefinisikan peralihan CGIAR dengan jelas, bagaimana manfaatnya bagi kita dan menyelaraskannya dengan kebijakan dan strategi Pertanian Indonesia.” lanjutnya.

Fadjry melanjutkan bahwa beras adalah makanan pokok terpenting bagi Indonesia, sehingga dirasa perlu adanya posisi yang lebih strategis dalam framework One CGIAR. “Indonesia ingin memiliki posisi yang lebih baik dalam perencanaan strategis dan kebijakan masa depan One CGIAR, terutama pada komitmen One CGIAR terkait pendanaan dan penelitian mengenai padi”, tutupnya.

  • Bagikan