WartaTani.co – Alat Mesin Pertanian memegang peran penting dalam mendongkrak produktivitas petani. Penggunaan alsintan memudahkan para petani dari sisi efisiensi dan efektifitas bertani.
Maka dari itu, salah satu program dari Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program adalah dengan melaksanakan demonstrasi Alsintan. Sepertihalnya terlihat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
District Project Implementation Unit IPDMIP Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) menggelar setempat menggelar demonstrasi event ‘John Deeree TR4-3036E’.
“Kegiatan diikuti 200 petani. Setahun 2-3 kali diadakan,” ujar Deputy Manager DPIU IPDMIP Sulhukmi, melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/11).
Sulhukmi mengatakan tujuan dari giat ini sebagai komitmen mereka dalam meningkatkan pemahaman petani terhadap penggunaan teknologi di sektor pertanian.
Dia berharap melalui kegiatan ini terjadi proses alih teknologi dalam hal mekanisasi pertanian sehinggga petani dapat lebih termotivasi untuk menerapkan dan memiliki alat mesin pertanian sendiri.
Disisi lain, melalui kegiatan ini pihak swasta penyedia alat dan mesin didorong untuk mengembangkan skema kemitraan pengadaan alat dan mesin pertanian ramah bagi petani sehingga terbangun kerjasama, “Baik berupa pembelian alat, sewa atau pinjam pakai peralatan,” kata Sulhukmi.
Adapun kegiatan berlangsung awal November lalu. Ada 4 lokasi yang menjadi sasaran, yakni Kec. Marioriawa, Kec. Donri – Donri, Kec. Ganra dan Kec. Lalabata dengan menggandeng penyedia alat pengolah tanah (TR4) PT Wahana Inti Selaras (Indomobil Group) lewat produk TR4 seri terbaru (John Deere 3036E).
“Produk yang baru ini lebih ramping dan ringan dari generasi sebelumnya,” ujar Sulhukmi.
Terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskannya, ada beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas;
“Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani.
Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP,” jelasnya.
“Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani,” tuutp SYL-sapaannya-.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi. Dedi mengatakan dalam konteks pembangunan pertanian, diperlukan pendekatan yang komprehensif.
Tujuannya agar semua aktivitas pembangunan pertanian dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan agroklimat masing-masing daerah.
“Salah satunya melalui pendekatan teknologi. IPTEK dan Sarpras (Sarana dan Prasarana) ini satu dari tiga faktor kunci pengungkit produktivitas pertanian selain regulasi dan aspek SDM penyuluh,” beber alumnus Institut Pertanian Bogor tersebut.
Semua itu, lanjut Dedi, dimulai dengan pembangunan SDM yang mumpuni. SDM yang mampu meguasai seluk beluk pengembangan usaha tani dari hulu sampai hilir, SDM yang tidak bergantung pada bantuan tetapi Berdikari, dan SDM yang berdayasaing.(mrt/ez)