Petani Terus Berkurang, Kementan Dorong Kaum Milenial Bertani

  • Bagikan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan 67 pelopor pertanian atau Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) dari seluruh provinsi di Indonesia, Senin (13/4). Pengukuhan dilakukan secara virtual dari Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian, Jakarta.

WartaTani.co – Jumlah petani di Indonesia terus mengalami degradasi. Berdasarkan data BPS, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian kini berada di angka 33,4 juta orang. Padahal, pada 2014 lalu jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih 38,97 juta orang. Dari 33,4 juta petani yang masih ada, sebanyak 30,4 juta orang atau sekitar 91 persen adalah petani berusia tua. Hanya 2,5 juta atau sekitar 9 persen yang merupakan petani muda di usia 20 sampai 39 tahun.

“Berdasarkan data BPS, jumlah petani muda juga mengalami penurunan sebanyak 415 ribu orang dari 2017 ke 2018. Karena itu, kita perlu mendorong para petani milenial untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi dalam konferensi pers secara virtual dari Agriculture War Room (AWR) Kementan, Jakarta, Senin (13/4).

Menurut Dedi, keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian. Mereka pun diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir.

Atas dasar pertimbangan tersebut, kata Dedi, Kementan menetapkan 67 orang pelopor atau Duta Petani Milenial (DPM) sebanyak 59 orang dan Duta Petani Andalan (DPA) sebanyak 8 orang dari seluruh provinsi di Indonesia. Para DPM dan DPA tersebut dikukuhkan secara formal oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Para duta akan menjadi teladan seklaigus contoh bagi petani muda lain di bidang agribinsis. Mereka juga secara langsung membantu pemerintah mempercepat advokasi dan penderasan inovasi teknologi kepada masyarakat.

Berita Terkait  Genjot Ekspor, Mentan: Kita Harus Berani Melompat

“Kalau petani dengan petani kan frekuensinya cepat, apalagi petani milenial yang menguasai IT, itu akan mudah, cepat transfer teknologinya. Mereka akan meningkatkan berbagai inovasi teknologi pertanian dan berperan meningkatkan produktivitas komoditas, membuka lapangan pekerjaan serta menjamin ketersediaan pangan,” ujar Dedi.

Dengan metode pemberdayaan para duta pertanian tersebut, Dedi melanjutkan, Kementan menargetkan ada penambahan 2,5 juta petani dalam setahun. Asumsinya, satu orang duta tani bisa menggaet 10 orang lain di sekitarnya untuk menekuni usaha pertanian.

“Sekarang saja ada sekitar 70 ribu petani milenial, kalau satu orang menggaet 10 orang lain kan sudah 700 ribu. Saya yakin tren ke depan (jumlah petani) akan meningkat. Target kita 2,5 juta orang per tahun,” kata Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakini, kaum muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa memiliki peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Syaratnya, generasi muda petani harus memodernisasi usaha pertanian yang mereka geluti dengan menekuni dan menguasai informasi teknologi.

“Hari ini kita bicara pertanian yang maju, pertanian yang mandiri, pertanian yang modern. Kalian hari ini masuk dalam situasi panggilan yang berbeda. Badan SDM memanggil kalian dengan sebuah pendekatan paradigm baru bahwa hidupnya pertanian tergantung seperti apa penguasaan kita memanfaatkan awan digital yang ada. Mampu nggak kita memanfaatkan digital itu dengan lebih baik,” ujar SYL.

Mentan pun berharap, pengukuhan 67 orang duta pertanian mampu mewakili sesuatu yang menjadi harapan dan kebutuhan pertanian nasional sekaligus mewakili tantangan dunia terhadap pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

  • Bagikan