WartaTani.co – Kementerian Pertanian terus fokus mengembangkan bawang putih sebagai komoditas andalan. Sebagai langkah konkretnya, Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah memetakan daerah-daerah yang potensial.
Salah satunya Kabupaten Temanggung sebagai sentra bawah putih terbesar.
Hal tersebut sebagaimana kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI bersama Ditjen Hortikultura Kementan, Jumat (28/2).
Anggota Komisi IV DPR Dapil Jawa Tengah, Vita Ervina optimistis rencana besar itu teralisasi. Menurut Vita, potensi pengembangan komoditas bawang putih di Temanggung amat besar. Dengan dukungan dari pemerintah pusat, dia yakin terjadi lompatan yang signifikan.
“Saya berjanji membuat regulasi yang mendukung petani bawang putih sehingga berdampak pada peningkatan produksi bawang putih,” tuturnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Vita menegaskan bahwa konstituennya adalah semuanya petani. Maka dari itu, dia berkomitmen melahirkan kebijakan yang mensejahterakan petani.
“Komoditas ini banyak dibudidayakan di berbagai sentra melalui dukungan APBN, kemitraan importir maupun swadaya petani. Apapun nanti saya akan menyuarakan hak dan kesejahteraan petani,” tegas dia.
Berdasarkan angka sementara BPS, luas panen bawang putih Temanggung sepanjang tahun 2019 mencapai 3.044 hektare. Produksi diperkirakan 24.098 ton atau setara 27,25 persen dari total produksi nasional sebanyak 88.437 ton. Capaian tersebut menempatkan Kabupaten Temanggung sebagai produsen bawang putih terbesar di Indonesia, disusul Lombok Timur, Bima dan Magelang.
**Optimalisasi KUR
Plt Direktur Sayuran Tanaman dan Obat Ditjen Hortikultura, Sukarman mengatakan bawa pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi salah satu upaya mendorong peningkatan produksi komoditas hortikultura.
“Saatnya memanfaatkan skema pembiayaan KUR ini. Jumlahnya lebih besar, prosesnya mudah dan bunganya ringan,” ujar Sukarman.
Khusus untuk hortikultura, pihaknya menargetkan penyerapan dana KUR hingga Rp 6,39 triliun atau enam kali lipat lebih besar daripada anggaran APBN Hortikultura. Fasilitas pinjaman KUR tersebut digunakan untuk kegiatan produktif budidaya ( on-farm ) maupun pasca panen dan pengolahan ( off-farm ).
“Khusus Provinsi Jawa Tengah ditargetkan mampu menyerap KUR Hortikultura senilai Rp 1,4 triliun,” jelas dia.
“Hasil panen dari Temanggung agar dijadikan benih guna mendukung penanaman bawang putih di daerah lain. Tolong agar para petani dan penangkar bawang putih di Kabupaten Temanggung jangan lagi meminjam modal usaha kepada tengkulak. Beralihlah menggunakan KUR,” tambah Sukarman.
Sukarman memaparkan, KUR dapat dimanfaatkan para petani dan penangkar. Dengan bunga yang hanya 6 persen per tahun ditambah kemudahan dalam mengakses pinjaman, skema KUR dinilai ramah bagi petani.
Kementerian Pertanian menargetkan serapan KUR untuk sektor pertanian bisa menembus sekurang-kurangnya Rp 50 triliun pada 2020. Skema KUR cukup simpel dan ringan. “Pinjaman sampai dengan Rp 50 juta dapat diajukan tanpa menggunakan agunan/jaminan,” jelas pria berkaca mata ini.
Sukarman berharap Komisi IV DPR meningkatkan anggaran pengembangan kawasan setelah melihat langsung pertanaman bawang putih di Posong, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. “Kedepannya petani semakin bergairah untuk menanam,” jelas dia.
Sementara, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edy menyampaikan akan memfasilitasi bantuan pipanisasi dan pembuatan embung pada pengembangan kawasan bawang putih ini. “Bantuan tersebut diharapkan mampu mengatasi kekurangan air di musim kemarau,” pungkasnya.
Kunjungan kerja wakil rakyat kali ini cukup menggembirakan. Pasalnya beberapa petani langsung menyampaikan uneg-unegnya di depan seluruh anggota Komisi IV DPR RI.
“Kami semua petani ini gampang kok pak, kami hanya berharap bapak memperhatikan kami lebih khusus meningkatkan dana bantuan,” ucap Suliwo, salah satu petani.(*)