WartaTani.co – Institut Pertanian Bogor (IPB) berkomitmen penuh mendorong perekonomian desa.
Lewat berbagai program dan inovasinya, IPB berkolaborasi dengan berbagai pihak memberdayakan desa. Salah satunya melalui program Desa Sejahtera dan Pembinaan Petani Muda di Garut, Jawa Barat.
Bersama PT Astra International, Kementerian Desa, dan Pemprov Jabar, program ini bertujuan mengembangkan potensi perekonomian desa yang berbasis teknologi.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University, Prof Dr Arif Satria mengatakan, program yang digagasnya bersama PT Astra ini diharapkan melahirkan Sosiopreneur.
“Mereka nantinya diharapkan mampu menularkan ilmunya kepada masyarakat di pedesaan,” ucap Arif saat membuka kegiatan Program Desa Sejahtera Astra dan Pembinaan Petani Muda IPB di Kampung Cipenta, Desa Mekarjaya Kecamatan Tarogong Kaler Garut Jawa Barat, Sabtu 8 Februari 2020.
Arif menjelaskan bahwa sosiopreneur adalah orang-orang yang mampu memanfaatkan inovasi untuk melakukan pendampingan desa. Hal ini sejalan dengan Astra yang notabene punya supervisi program Desa Sejahtera.
“Begitu juga dengan Pemprov Jabar dengan program One CEO One Vilage. Jadi kita coba sinergikan seluruhnya,” jelas rektor yang pernah menjadi Dekan Fakultas Ekologi Manusia itu.
Arif menegaskan, sinergi dan kolaborasi perlu dilakukan untuk mewujudkan pertanian yang maju dan sejahtera.
“Kalau dibiarkan begitu saja, pertanian akan menjadi sebuah beban. Namun apabila diberdayakan dengan percepatan dengan tekhnologi canggih maka akan menjadi kekuatan,” beber Arif.
“Bahkan peningkatan kemajuan teknologi di bidang pertanian maupun peternakan ini bisa menjadi kekuatan kita, dalam menopang tekhnologi nasional,” jelasnya.
Sementara itu Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk, Bondan Susilo mengemukakan pihaknya telah meluncurkan program Kegiatan Desa Sejahtera pada 100 Desa di Jawa Barat.
“Kurang lebih 53 Desa diantaranya bekerjasama dengan IPB,” kata dia.
Susilo lantas mengemukakan alasan Astra memilih IPB. Menurutnya, IPB punya nilai plus di bidang pertanian.
“Seperti dilihat tadi ada sapi dan kopi. Menarik tinggal dikembangkan bersama. Astra punya kompetensi manufakturnya sedangkan IPB dibidang research dari technologinya,” pungkasnya.
Implementasi Nyata Kampus Merdeka
Dalam kesempatan itu, Arif juga berbicara ihwal potensi SDM kampus pimpinannya. Menurut dia, program pemberdayaan desa ini menjadi ruang bagi para mahasiswa untuk mentransformasikan ilmunya, dalam kaitannya dengan pengembangan desa.
“Lulusan IPB akan siap menjadi CEO, yang masuk melalui aparat BUMDes kemudian mentransformasi teknologi canggih. Ini saya pikir salah satu wujud implementasi kampus merdeka,” terangnya.
Arif menegaskan jika industri di sebuah negara akan mengalami kemajuan saat desa kuat. Namun, ketimpangan akan terjadi apabila desa melemah.
“Oleh sebab itu transformasi tekhnologi dirasakan sangat diperlukan dalam pertanian, peternakan, dan pedesaan. Instrumennya adalah SDM Unggul. Itu yang saat ini IPB lakukan, cetus Arif.
Dia berharap lulusan-lulusan IPB yang bergerak di bidang pertanian, secara nyata mampu membangun desa dengan teknologi baru.