WartaTani.co – KPK bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan komunitas Ketjilbergerak melaksanakan program bernama ‘Sekolah Pemuda Desa’ di sejumlah daerah di Jawa Tengah. ‘Sekolah Pemuda Desa’ merupakan program pencegahan korupsi yang bertujuan melatih para pemuda tentang pengelolaan dana desa.
“Program Sekolah Pemuda Desa merupakan upaya pencegahan korupsi yang dikemas secara kreatif dengan menggunakan pendekatan seni dan budaya berbasiskan pemberdayaan masyarakat. Para peserta dibekali dengan pengetahuan tentang desa dan pengelolaan keuangan desa,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Jumat (22/11/2019).
Pelatihan ini diikuti 60 pemuda berusia antar 17-30 tahun dari 20 desa di 16 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan pada 22-24 November 2019 di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Kemendes PDTT, Yogyakarta.
Sebelum mengikuti pelatihan, para peserta harus mengirimkan proposal yang berisi tentang potensi, permasalahan, serta usulan dan gagasan untuk membangun desa khususnya terkait pemanfaatan dan pengelolaan dana desa. Selanjutnya, 60 pemuda pun terpilih mengikuti pelatihan program ‘Sekolah Pemuda Desa’ itu.
Febri mengatakan sejumlah pakar dan praktisi yang terkait dengan pengelolaan dana desa turut dihadirkan untuk memberi pembekalan kepada para peserta. Para peserta pun diberikan berbagai materi mengenai desa dan pengelolaan dana desa.
“Topik-topik materi yang diberikan dalam pelatihan adalah tentang keuangan desa, regulasi terkait pengelolaan dana desa, potensi pemuda untuk pembangunan dan kemajuan desa, modus-modus dan dampak korupsi dalam pengelolaan dana desa, serta pemanfaatan keuangan desa untuk perbaikan pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan,” kata Febri.
Para pemuda itu diharapkan secara mandiri bisa membuat program dan aksi terkait pemanfaatan dan pengelolaan keuangan desa. Sehingga, para pemuda itu mampu secara langsung berpartisipasi melakukan pencegahan korupsi dan mendorong pembangunan desa.
“Harapannya, melalui program ini para pemuda paham bagaimana cara berpartisipasi dalam mengawal dana desa dan memberikan manfaat dalam mendorong pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan dana desa,” ujarnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan program Sekolah Pemuda Desa ini merupakan tahun ketiga sejak diluncurkan pada 2017. Program ini bermula dari kegiatan komunitas Ketjilbergerak yang mendorong pelibatan dan partisipasi pemuda desa dalam pembangunan desa.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Tahap pertama dilaksanakan tahun ini meliputi 16 kabupaten, yaitu Blora, Boyolali, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Rembang, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Temanggung, dan Wonogiri.
Kemudian tahap kedua akan diselenggarakan pada tahun 2020 meliputi 13 kabupaten/kota, yaitu Banjarnegara, Banyumas, Batang, Brebes, Cilacap, Kebumen, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Tegal, dan Wonosobo.
Sementara itu, program Sekolah Pemuda Desa di tahun pertama dan kedua dilakukan di Yogyakara sebagai program piloting. Total sebanyak 120 orang dari 40 desa di Bantul, Kulon Progo, Sleman, dan Gunung kidul telah mengikuti kegiatan ini.