WartaTani.co – Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ada desa dengan jumlah penduduk terkecil. Jumlah warga di Desa Kemutuk, Kecamatan Tempuranini hanya 463 jiwa. Desa ini hanya ada satu dusun yakni Dusun Kemutuk.
Letak geografis Dusun Kemutuk, Desa Kemutuk, ini berada di wilayah Kecamatan Tempuran. Kondisi daerahnya juga yang paling tinggi. Untuk menuju desa ini, perjalanan dari ibu kota, Kabupaten Magelang sampai sini sekitar 30 menit. Kemudian, dari kantor Kecamatan Tempuran sampai di desa ini berjarak sekitar 8 Km.
Jalan dari kecamatan menuju desa ini telah beraspal dan beton. Kendati demikian, untuk kondisi jalan beraspal ada juga yang mulai mengelupas. Sedangkan khusus jalan desa di Desa Kemutuk kebanyakan telah dibeton.
Kondisi lainnya, di desa ini terdapat satu sekolah dasar yakni SDN Kemutuk dan Pos PAUD. Sedangkan setelah lulus SD, kebanyakan siswa melanjutkan menuju SMP yang berada di desa tetangga berjarak minimal 3 km, maupun menuju Tempuran atau melanjutkan di MTs Kaliangkrik.
Sekretaris Desa Kemutuk Suyanto mengatakan, jumlah penduduk Desa Kemutuk tidak banyak. Sesuai dengan perhitungan pada bulan ini jumlah total penduduk ada 463 jiwa, terdiri dari 144 KK. Kemudian, desa ini hanya ada satu dusun terdiri dari dua rukun warga (RW) dan lima RT.
“Kondisi letak geografis memang berada di puncak teratas dari wilayah Kecamatan Tempuran, paling tinggi. Jarak tempuh sekitar 15-20 menit dari desa ke kota Kecamatan. Untuk dari kabupaten kurang lebih 30 menitan, kadang bisa lebih,” katanya saat ditemui di rumahnya Dusun Kemutuk, Desa Kemutuk, Rabu (20/11/2019).
Sedangkan jarak dari desa menuju kota kecamatan sekitar 8 Km. Untuk Desa Kemutuk sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pringombo (Tempuran). Sebelah timur dengan Desa Bawang (Tempuran), utara dengan Ketangi (Kaliangkrik) dan barat Desa Krinjing (Kajoran).
Jarak terdekat dengan Desa Pringombo sekitar 2 Km. Luasan wilayah Desa Kemutuk yakni 150 hektare termasuk luasan lahan milik Perhutani. Adapun mata pencaharian warga Desa Kemutuk sekitar 80-89 persen merupakan petani.
“Para warga sambil beternak, kebanyakan ternak kambing,” ujar dia.
Untuk PNS, kata dia, sepanjang yang diketahui dulunya ada dua orang PNS yakni satu guru agama dan satu penjaga sekolah. Kemudian dari dua orang PNS ini, seorang telah meninggal dunia dan seorang lagi telah pensiun.
“Tahun ini baru ada CPNS, satu CPNS pendidik SD. Baru masuk sekarang masih CPNS di SDN Girirejo Tempuran. Hanya ada satu masih CPNS, belum PNS,” tuturnya yang lulusan PGA, itu.
Sekalipun berada di dataran tinggi wilayah Kecamatan Tempuran, secara umum kondisi jalan perkampungan di desa ini telah dibeton. Jalan beton di desa tersebut menggunakan anggaran dana desa.
Selain itu, melakukan pengadaan mobil siaga diperuntukkan untuk membawa orang sakit menuju puskesmas maupun rumah sakit. Mobil ini juga dipakai untuk mengantarkan orang yang melahirkan.
“Alhamdulillah, dibanding dulu sebelum ada dana desa. Karena sebelum ada dana desa, kita kan yang jelas berebut istilahnya, kalau kita tidak mengajukan proposal, tidak bisa membangun,” kata Panji Darojat, Kasi Pemerintahan Desa Kemutuk.
“Dulu kan adanya sebelum PNPM, ada PPK itu, juga berebut dengan yang lain. Setelah ada PNPM itu agak meningkat, itupun juga harus berebut dengan desa lain. Kemudian, setelah ada dana desa, Alhamdulillah untuk infrastrukturnya sudah mulai memadai,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Kelembagaan Desa, Dispermades Kabupaten Magelang, Khoirul Anwar mengatakan, desa sudah ada sejak zaman dahulu, kemudian di tahun 2015 ada Perda No 1 Tahun 2015 tentang penetapan desa di Kabupaten Magelang. Adapun yang total jumlah desa di Kabupaten Magelang sebanyak 367.
“Jadi desa sudah ada kita tetapkan, walaupun hanya dengan satu dusun. Di Magelang, tidak hanya satu desa itu, ada desa lagi Kebonlegi, Kaliangkrik, tapi jumlah penduduknya jauh lebih banyak daripada Kemutuk, tapi sama-sama satu kadus,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan, Desa Kemutuk jumlah penduduknya kecil tidak mungkin digabung dengan desa lainnya karena ada kearifan lokal dan sejarah yang tidak bisa dipisahkan.
“Ya kita harus melihat kearifan-arifan lokal,” kata dia.
Saat disinggung jumlah penduduk Desa Kemutuk paling sedikit se-Jateng, kata Zaenal, kondisi tersebut terjadi sejak zaman dahulu. “Kita harus menghormati keberadaan desa itu karena ada sejarahnya,” ujar Zaenal. (detik)