WartaTani.co – Peningkatan nilai tambah dan daya saing merupakan aspek terpenting dari grand design pengembangan komoditas hortikultura. Produk-produk hortikultura ke depan harus lebih mampu bersaing di pasar internasional.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengatakan, penetrasi buah impor saat ini luar biasa. Terutama pasca ratifikasi (World Trade Organization), dimana suatu negara tidak boleh melarang aktivitas penjualan komoditas hortikultura, kecuali karena satu hal-hal tertentu.
Anton-sapaannya lantas menceritakan pengalamannya ke Desa Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, saat menghadiri pembukaan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39.
“Anggur impor dari Tiongkok dijual di desa-desa sana. Ada pir. Mana buah buahan lokal kita?. Artinya apa, ini menjadi tantangan kita bersama untuk meningkatkan daya saing buah-buahan lokal,” ujar dia saat memberikan kuliah umum bertajuk ‘Kebijakan Strategi Kementerian Pertanian Dalam Pembangunan Hortikultura 2020-2024’ di Aula Pascasarjana Universitas Haluoleo, Senin (4/11).
“Peningkatan nilai tambah dan daya saing akses ekspor hortikultura menjadi sebuah keniscayaan. Produk hortikultura yang berdaya saing, sehingga bisa berjaya di dunia internasional,” lanjut alumnus Universitas Brawijaya tersebut.
Dia menjelaskan, Kementerian Pertanian telah merumuskan arah pengembangan hortikultura dalam lima tahun ke depan. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan daya saing komoditas hortikultura.
“Kita harap nantinya bisa menstimulus terhadap ekspor, produk berdaya saing, serta memacu peningkatan ekonomi,” beber Prihasto.