WartaTani.co – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen penuh mendorong peningkatan produksi petani, khususnya untuk komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto di sela-sela kunjungannya ke sejumlah desa di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Anton mengatakan, prospek pengembangan kedua komoditas tersebut amat besar.
“Bawang merah misalnya, spektrumnya itu luas. Bisa di dataran tinggi maupun dataran rendah,” ujar dia saat berdialog dengan Kelompok Tani Harapan Makmur di Desa Tanea, Kecamatan Konda, Minggu (3/10).
Anton menambahkan, kawasan seperti Konawe Selatan memiliki prospek bagus dalam pengembangan bawang merah, cabai dan sayuran lainnya.
Untuk komoditas cabai rawit misalnya, produksi petani setempat mampu mencukupi kebutuhan warga kabupaten berpenduduk 315.000 ini.
“Rata-rata (panen) cabai rawitnya 6,9 ton per hektar, dengan luas tanam 152 hektar. Artinya kalau dikalkulasikan 1048 ton,” beber Anton.
“Ini sudah surplus. Karena kebutuhan cabai di sini (Konawe Selatan) hanya 878 ton,” tambah dia.
Adapun untuk bawang merah, Anton mengapresiasi upaya para petani dalam melakukan budidaya komoditas tersebut. Kendati baru memulai, ada semangat yang luar biasa dari para petani.
“Luas tanamnya sekarang 7 hektar dengan total produksi sekitar 65 ton. Untuk kebutuhan (bawang merah) di Konawe Selatan sekitar 865 ton, dengan luas tanam 96 hektar,” jelas Anton.
Anton optimistis, ke depan Kabupaten Konawe Selatan bisa memacu produktivitas bawang merahnya. Serta menjadi lumbung komoditas hortikultura di Sulawesi Tenggara.
“Konawe Selatan potensial. Tinggal petani kita perlu berikan pendampingan intensif. Misalnya dari hasil kunjungan hari ini, kami merekomendasikan tanah perlu diberikan bahan organik karena memang kandungan liatnya tinggi,” ungkap dia.
Anton yakin sinergi antara pemerintah pusat, daerah, petani, dan para penyuluh mampu mengakselerasi terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
“Seperti yang Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) sampaikan. Membangun pertanian butuh andil semua pihak,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Anton juga berkesempatan menyambangi Desa Lamomea. Di sana para petani yang berhimpun dalam wadah Kelompok Cerah Sejahtera mengembangkan tomat, cabai, dan aneka sayuran lainnya.
Sardi (28), petani muda yang juga alumni Fakultas Ekonomi, jurusan akuntansi Universitas Haluoleo melaporkan bahwa Poktan Cerah Sejahtera telah mengambangkan cabai besar varietas Darmais dan Pilar dengan produksi mencapai 20 ton per hektar dan cabai rawit varietas super putih dengan produktivitas mencapai 15 ton per hektar.
“Kami juga membudidayakan tomat varietas Servo F1 dan Timoti yang produktivitasnya mencapai 40 to per hektar,” ujar Sardi.
Dijelaskan Sardi, peningkatan poduktivitas dan kulaitas komoditas pertanian harus ditangani profesional, dengan penerapan inovasi teknologi maju serta prinsip Good Agricultural Practices (GAP).
“Sehingga bukan hanya mutu yang lebih baik tapi juga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” kata dia.
Sardi bersama kelompoknya telah menggunakan teknologi sprinkle untuk pengairan, budidaya yang ramah lingkungan, penggunaan likat kuning dan tanaman border dengan jagung dan tanaman bunga untuk pengendalian hama.