WartaTani.co – Nilai ekspor pertanian RI meningkat tajam. Hal itu berdasarkan catatan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementan. Selama periode 2014-2018 total nilai ekspor pertanian Indonesia sebesar Rp 1.957,8 triliun.
Meningkat 26,3% dibandingkan total nilai ekpsor pertanian periode sebelumya (2009-2013) sebesar Rp 1.549,5 Trilun.
Kepala Pusdatin Ketut Kariyasa optimistis, pada tahun ini (2019) ekspor pertanian akan mampu melebihi tahun sebelumnya. Sampai dengan Triwulan II (Januari – Juni) tahun 2019, jumlah ekspor pertanian telah mencapai 19,8 juta ton, sementara sampai Triwulan II pada tahun sebelumnya (2018) jumlah ekspor pertanian sebesar 18,9 juta ton.
“Dengan demikian sampai Triwulan II tahun 2019 terjadi peningkatan ekspor pertanian sebesar 4,76% dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya dikutip Detikcom, Rabu (28/8/2019).
Perubahan besar telah terjadi pada pembangunan nasional di sektor pertanian. Salah satunya adalah peningkatan ekspor sejumlah komoditas pertanian Indonesia hingga menembus pasar negara-negara di dunia.
Demikian disampaikan Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Provinsi Sumatera Utara, Parlindungan Purba, menyimak perkembangan kinerja ekspor pertanian RI.
“Yang saya tahu pertanian sekarang semakin meroketkan ekspor. Saya juga tau ada peningkatan pada investasi. Maka itu, sudah sewajarnya kita ini bersyukur karena punya sosok Menteri Pertanian seperti Pak Amran,” ujar Parlindungan.
Menurut Parlindungan, peningkatan ini sangat berkaitan erat dengan kebijakan yang dikeluarkan. Di antaranya aturan rumit yang terus dideregulasi, penyediaan bibit dan benih yang berkualitas, pemanfaatan alat mesin pertanian (Alsintan) dan pendekatan lobi-lobi dengan berbagai negara.
“Saya menyaksikan sendiri bahwa aturan ekspor sekarang lebih mudah dari perizinan jaman dulu. Apalagi sekarang bisa melalui online dengan waktu proses hanya 3 jam. Dan ini sekarang sudah diadopsi oleh daerah. Makanya harus diapresiasi,” katanya.
Parlindungan mengatakan, kebijakan ini rupanya berdampak baik pada percepatan dan peningkatan produksi di sejumlah daerah. Di Sumatera Utara misalnya, pemerintah setempat mendulang perkembangbiakan domba hingga mencapai ekspor ke Malaysia.
“Saya kira pak menteri ini sangat cerdas dalam bekerja. Dia juga pintar mengatur dan mengeluarkan kebijakan. Cara-cara kerja ini yang cocok untuk mengubah wajah pertanian Indonesia,” tukasnya.
Pertengahan Juli lalu Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan pada seluruh pembantunya di Kabinet Kerja, agar memberi kemudahan-kemudahan untuk membuka peluang sebesar-besarnya pada potensi ekspor dan datangnya investasi. Keduanya merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Namun di tengah lesunya iklim ekonomi internasional, intruksi ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Beruntung bangsa ini dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, terutama hasil pertanian.