Adopsi ‘Bamele’, Petani Bawang di Nganjuk Untung Besar

  • Bagikan

Nganjuk, WartaTani.co – Kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam meningkatkan inovasi  turut memotivasi pemerintah Kabupaten Nganjuk dan petani. Misalnya dalam merubah metode budidaya bawang merah.

Petani di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur memakai metode budidaya yang unik dalam membudidayakan bawang merah, yakni dengan menggabungkan usahatani bawang merah bersamaan dengan budidaya ikan lele.

Petani setempat menyebutnya metode ‘Bamele’ alias Bawang Merah dan Lele. Hasilnya luar biasa, petani bisa menikmati keuntungan ganda, sebab keuntungan tidak hanya dari hasil bawang merah, tapi juga dari panen lele.

Susanto, petani asal Dusun Padangan Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu petani yang mencoba teknik ini di lahan bawang merah miliknya.

Dia mengaku tujuan awal Bamele tersebut selain meningkatkan pendapatan petani, juga mengajak petani berbudidaya yang sehat dan ramah lingkungan.

“Ini cara budidaya nonpestisida, tidak pakai bahan kimia karena dibawahnya ada lele. Untuk pengendalian hama kami gunakan lampu light thrap dan pengendali hayati. Jadi produk bawang merah kami sehat dan aman dikonsumsi, ujar dia kepada WartaTani.co, Jumat (12/7).

“Buktinya, ikan lele bisa hidup dengan baik,” lanjut dia.

Menurut Susanto, budidaya dengan metode Bamelele ini sangat sederhana dan benar-benar mengoptimalkan lahan.

Dalam parit atau got lahan bawang merah berukuran lebar 40 sentimeter, bisa ditebar bibit lele berukuran diameter kepala 6 sampai 7 mili sebanyak 132 ribu ekor per hektar.

Umur pemeliharaan lele sama dengan umur panen bawang merah yaitu 60 sampai 70 hari.

“Hasilnya sangat memuaskan, bisa dipanen bawang merah kelas organik 16 hingga 17 ton per hektar plus 10 ton lele. Harganya saat ini juga lagi bagus, bawang merah varietas Tajuk di petani dihargai Rp 16 ribu per kilogram, sementara lele nya Rp 15 ribu per kilogram. Sangat menguntungkan,” ungkapnya.

Berita Terkait  Terus Tingkatkan Produksi, Kementan Gunakan Benih Unggul Bersertifikat

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi sangat mengapresiasi cara unik dan inovatif petani Nganjuk dalam berbudidaya bawang merah yang ramah lingkungan menggunakan teknik Bamele.

Pasalnya, metode budidaya Bamelele ini sangat menarik, bisa memberi keuntungan berlipat bagi petani maupun lingkungan secara umum.

Petani menerapkan budidaya nonpestisida, cukup mengandalkan lampu perangkap hama (light thrap) untuk mengatasi hama dan saluran air menjadi lebih terjaga karena diisi lele.

“Hasil panen keduanya juga sehat dan aman dikonsumsi, pendapatannya double, bisa ratusan juta per hektar. Jadinya multi purpose. Cocok lah dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman,” ungkap dia.

Suwandi bangga bahwa tiap daerah punya kearifan lokal dan cara sendiri dalam berbudidaya bawang merah.

“Silakan saja petani berimprovisasi. Bemele ini patut dicontoh sentra bawang merah lainnya,” pungkasnya.

  • Bagikan