Bulan Cinta Laut, LPSPL Serang Gugah Kepedulian Nelayan Jaga Laut dan Lingkungan Pesisir

  • Bagikan

WartaTani.co – Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang yang berada di Bawah Direktorat Jenderal Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terus menggugah kepedulian para nelayan di Laut Banten, untuk menjaga kebersihan lingkungan pesisir dengan mensosialisasikan gerakan nasional Bulan Cinta Laut yang berlangsung sepanjang Oktober ini.

Gernas BCL dilaksanakan secara serentak di 14 lokasi di seluruh wilayah pesisir dan laut Indonesia. Seperti salah satunya tampak antusiasme para nelayan Karangantu, Kota Serang, Banten Sabtu (22/10). Mereka mengumpulkan puluhan kilogram sampah plastik saat mencari ikan ke laut.

Sampah yang dikumpulkan para nelayan itu kemudian diserahkan ke bank sampah digital di stasiun pengumpulan sampah yang didirikan oleh LPSPL Serang.

Kepala LPSPL Serang Syarif Iwan Taruna Alkadrie mengatakan, program gerakan nasional Bulan Cinta Laut, merupakan gerakan bersama untuk menggugah kesadaran seluruh nelayan agar peduli dengan kebersihan laut dari pencemaran sampah.

“Bulan cinta laut Ini salah satu program prioritas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menggugah dengan membuat satu gerakan mengubah mindset masyarakat yang selama ini tidak peduli dengan sampah kita mencoba untuk peduli,” kata Syarif Iwan.

Menurut Iwan, pihaknya mengajak dan menggugah para nelayan yang selama ini ke laut hanya menangkap ikan tapi tanpa peduli terkait dengan lingkungan. Pihaknya meminta para nelayan yang melihat sampah saat melaut untuk mengambilnya dan dibawa ke darat.

“Terutama sampah plastik yang memang 80 persen jadi salah satu permasalahan kita selama ini,” katanya.

Para nelayan, kata dia, mengambil sampah plastik kemudian dibawa dan dijual. Artinya sampah dari laut itu ternyata juga menjadi salah satu pemasukan lain bagi nelayan. Sampah plastik tersebut diserahkan ke bank sampah yang ada di tiap wilayah yang sudah bekerja sama di seputar nelayan.

Berita Terkait  Teknologi Produksi TSS Atasi Masalah Perbenihan Bawang Merah

“Untuk di Serang ini kita bekerja sama dengan bank sampah digital yang membeli sampah-sampah baik itu sampah plastik yang mereka dapatkan dari laut maupun sampah-sampah rumah tangga yang memang ada di sekitar pesisir yang ada di Kota Serang. Jadi bank sampah ini membeli sampah-sampah mereka sehingga mendapatkan nilai ekonomi dari mengumpulkan sampah tersebut,” katanya.

Iwan berharap dengan gerakan nasional BCL ini, pertama sampah dari laut dan barang-barang yang sudah tidak terpakai oleh para nelayan bisa ditukarkan sehingga menjadi nilai ekonomi. Kedua dampak lain diharapkan masyarakat tidak akan membuang sampah atau barang tak terpakai ke laut, tetapi menjualnya ke bank sampah. Ketiga tidak hanya nelayan tapi pelaku usaha-usaha yang menempatkan ruang laut, kita dorong untuk menyukseskan Bulan Cinta Laut ini.

“Artinya mereka bertanggung jawab di ruang laut yang mereka gunakan untuk usaha mereka. Kebersihan lingkungan di ruang laut yang mereka kelola itu menjadi tanggung jawab mereka,” ujarnya.

Iwan mencontohkan, sepeti wisata laut dan hotel di pantai yang dikelola sendiri menjadi tanggung jawab mereka. Dia mewajibkan sampah tidak ada di sana, kebersihan lingkungan terjaga kemudian habitat yang lainnya juga terjaga.

“Perusahaan-perusahaan yang punya pelabuhan khusus, terminal khusus yang mengajukan ruang lautnya dikelola itu juga kita wajibkan untuk bisa mengelola ruang laut tersebut, dan menjadi tanggung jawab mutlak mereka untuk menjaga lingkungan baik itu dari sampah maupun kebersihannya,” tegasnya.

Sementara itu, nelayan Karangantu Serang, Kadma mengaku program BCL sangat membantu nelayan. Jika sepi tangkapan ikan, para nelayan masih bisa mengumpulkan sampah dari laut dan sekitar pulau yang bisa diuangkan untuk bisa mengganti biaya bahan bakar minyak.

Berita Terkait  Jaga Keanekaragaman Laut, LPSPL Serang Tangani Puluhan Biota Laut Terdampar Selama 2022

“Sekali menukar sampah bisa 30 kilo, lumayan buat tambahan,” kata Kadma.

  • Bagikan