WartaTani.co – Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Kementerian Pertanian menerima kunjungan kerja Tim dari Korea Selatan yang terdiri dari peneliti, perusahaan dan Tim Periset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kunjungan tersebut dalam rangka melakukan penjajakan kerjasama dalam pengembangan Smart Farming.
Delegasi Korea Selatan yang diwakili oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA), Korea Insitute of Science and Technology (KIST) Gangneung Institute of Natural Product, dan Shinhan A-Tech Agricultural Technology Company menyampaikan usulannya untuk melakukan kerjasama pengembangan teknologi di bidang pertanian.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan instruksinya untuk mengimplementasikan teknologi digital dalam sektor pertanian. Syahrul juga memaparkan bahwa Indonesia mengusung konsep pertanian modern yang mandiri.
“Teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban untuk kemajuan sektor pertanian dunia. Indonesia saat ini mengusung pertanian maju mandiri modern”, ujar Mentan Syahrul.
Pada global forum G20 beberapa waktu lalu, Mentan Syahrul mengungkapkan kita semua bisa berbagi perspektif tentang upaya meningkatkan kapasitas anak muda dan perempuan dalam mengimplementasikan pertanian digital.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa, pertanian modern dengan teknologi smart farming merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan.
“Smart farming didefinisikan sebagai sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas, diantaranya adalah Smart Green House, Fertigasi berbasis Internet of Things (IoT), Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dan The Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) image processing. Penerapan smart farming dapat memberikan efisiensi biaya dan waktu produksi, peningkatan kualitas dan skala usaha, serta mitigasi iklim melalui penggunaan sumberdaya alam secara bijak”, tegas Dedi.
PEPI merupakan institusi pendidikan tinggi vokasi di bawah Kementerian Pertanian yang memiliki cita-cita untuk dapat berkembang hingga tingkat internasional.
Mendukung hal tersebut PEPI terus berupaya membangun kemitraan atau kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan kelompok riset. Hal ini, menjadi suatu keharusan bagi PEPI, mengingat pendidikan program Diploma tiga, yang baru berdiri tiga tahun masih terdapat beberapa keterbatasan, utamanya fasilitas pendukung untuk menunjang pelaksanaan riset dan pendidikan
Menyambut baik kunjungan Tim Korea dan BRIN tersebut, Direktur PEPI Muharfiza menyampaikan apresiasi atas inisiasi pihak Korea dan BRIN tersebut untuk membangun Kerjasama Tripartrit antara Korea – PEPI – BRIN dengan lingkup research collaboration, student exchange maupun joint publication untuk masa Kerjasama 3 tahun yang dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
“PEPI dari sisi intitusi pendidikan berharap apabila Kerjasama ini telah dilakukan dalam bentuk MoU dapat segera berkolaborasi selain pengembangan Smart Farming diharapkan juga dapat menjalankan program Kerjasama riset dan pengembangan lainnya. Disamping itu, program seperti pertukaran pelajar, join publikasi, dan riset bersama juga perlu segera dirancang dengan pendanaan (funding) yang disepakati bersama perlu segara ditindak lanjuti” ujar Muharfiza.
Soomin Jeon, perwakilan KIPA mengungkapkan adanya peluang besar atas Kerjasama dengan PEPI dan BRIN ini karena tidak hanya pengembangan Smart Farming, juga pengembangan pertanian secara menyeluruh , seperti: teknologi pengolahan kopi, teknologi nilam hingga pengembangan Drone untuk pertanian.